Dengan senja samar, melukiskan senyum yang begitu menggoda
Dengan angin sepoi, meniupkan belaian yang begitu mesra
Atau dengan fajar pagi, menghangatkan jiwa yang begitu bening
Engkau hawa yang berbatang ara
Malam ini ia temukan daratan dalam dadamu
Tak dapat ia tahan jemari yang kian membuatmu terlena
Tanpa ada rayuan yang harus disenandungkan
Karena itulah sumber penghidupanmu
Aduhai wanitaku
Engkau hawa yang berbatang ara
Malam ini ia temukan daratan dalam dadamu
Tak dapat ia tahan jemari yang kian membuatmu terlena
Tanpa ada rayuan yang harus disenandungkan
Karena itulah sumber penghidupanmu
Aduhai wanitaku
Dalam kesederhanaan roman yang begitu tenang
Aku temukan ada gejolak batin yang sesungguhnya tidak engkau inginkan
Aku dengar bahwa malam ini adalah pilihan
Agar engkau dapat menunaikan mimpimu yang belum tuntas
Agar engkau dapat bertahan dengan nanar yang begitu kejam
Karena senja belum menghampiri
Maka aku tak mampu menjadikanmu
Sebagai hawa yang dirindukan banyak bintang
Mungkin engkau sudah tidak ingin menjadi pelayan jalang
Apapun engkau, tetaplah menjadi wanitaku
Mentari yang akan dirindukan untuk menjadi penerang dunia
Meskipun malam ini begitu suram
Purwokerto, 02 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar