Sabtu, 23 Juni 2012

Tak Lagi Aman


Di kota ini pertama kali aku menerawang dunia
21 tahun yang lalu ia masih asri, bahkan menjadi incaran para migran untuk mengadu nasib. Kalau tidak salah dulu ia dinamai Batavia.
Ia sangat berdamai dengan lingkungan, mungkin jauh sebelum aku mengenalnya
Penduduk di tempat ini ramah dan bersahabat, budayanya masih kental, dan bahasanya juga khas sehingga membuat iri negeri tetangga.
Berbagai pujian melabeli kota ini dan pada akhirnya ia menyandang gelar kota metropolitan.
Saking banyaknya pujian sehingga memancing banyak tuan yang ingin menguasainya. Bahkan dengan berbagai cara mereka lakukan. Karena semua tersedia di kota ini tanpa kecuali.
Sejak aku meninggalkannya beberapa tahun lalu, sering aku dengar persaingan di tubuhnya. Mungkin karena gejolak para tuan itu.
Katanya ia tak lagi aman, damai, dan menenteramkan. Bahkan tahun kemarin pusat pemerintahan di kota ini akan dipindahkan ke pulau tetangga. Beruntung itu hanya sekedar wacana.
Kalau memang begitu, aku tak lagi mempunyai kenangan tentang kota yang sudah lama berganti nama menjadi Jakarta.
Kini usianya tak lagi muda, sudah 485 tahun ia menyumbangkan potensi yang dikandungnya.
Semoga Jakarta masih mampu memberikan sisa hasil alam dan hasil olahan penghuninya agar negeri ini sejajar dengan dunia.

Selamat Ulangtahun Jakarta.
FN, 22 Juni 2012

Sabtu, 16 Juni 2012

Eufori Senja


Jelang Senja di tepian Serayu, Sabtu (16/6)_Pipit_doc
Sore itu aku menyisir senja di tepian Serayu, Sabtu (16/6). Baru saja aku menjemput bahagia karena dapat melewati perjumpaan denganmu.
Sepanjang jalan aku melihat cahaya jingga memusat pada satu pusaran. Ia terlihat mengintip di balik bukit dan kian bersembunyi.
Seolah ia mengiring di sebelah kiri sepanjang perjalananku. Tak ingin sekejappun lirikan ini berpaling darinya. Aku tak ingin melewatkan momen indah terbenamnya pusaran senja.
Setelah terbenam jalanpun mulai gelap, menggiringku untuk berfikir bahwa inilah gambaran kehidupan. Seperti cahaya yang merasakan lelah sehingga ia harus beristirahat dalam peraduannya.
Namun esok terlalu tak pasti untuk dapat menemuinya lagi. Senja harus berjuang untuk kembali menyinari bumi. Karena ia lahir lewat fajar yang menyingsing di ufur timur. Warnanya kuning emas bersepuh ungu seperti campuran warna orange dan merah di luasan langit yang tak berujung.
Dan kondisi inilah yang menjadikan nalar kita mencari jalan terang pada masanya. Karena semua yang bersemayam dibumi mempunyai energi untuk tetap bertahan. Begitu juga dengan manusia.
Manusia berjuang untuk melanjutkan roda kehidupan. Ia berjuang melawan dunia yang kian kejam dan tak terkendali. Sesunguhnya setiap nafas yang kembang kempis dalam raga manusia adalah sebuah perjuangan. Sama halnya dengan euforia diantara kita.
Kita berjalan menjemput senja dari arah yang berbeda. Namun suatu saat nanti kita akan dipertemukan pada sebuah persimpangan. Dimana jalan kita akan menjadi satu, lurus, dan tiada akhir.
Perjalanan itu tak menghadirkan sebuah pilihan. Karena takdir tak dapat kita negosiasi lagi. Meskipun masing-masing mampu berretorika, memperjuangkan keinginan untuk saat ini, namun sejatinya takdir yang akan mengakhirkan.
Nalar kita tak akan sampai untuk menelusuri alasan mengapa suatu saat kita akan memilih jalan yang sama. Kita tak bisa lagi berrenang selama ikan, karena kekuatan untuk menyelam adalah hasil perpaduan energi untuk melakukan sebuah perjuangan. 
Kita hanya mampu berharap bahwa jalan yang kita pilih bukanlah menuju alamat yang salah. Berdasar sebuah coretan yang menjadi pegangan, agar kita berhenti pada sebuah gubug untuk membangun istana bersama.  

Fitri Nurhayati
Minggu, 16 Juni 2012 00:57

“Sesungguhnya lelaki hebat tak pernah lepas dari wanita yang hebat pula.”

Kamis, 14 Juni 2012

12 Sajian Dalam Sembayang Jiao Dao


Sesembahan yang terdapat di Klenteng Hok Tek Bio, Purwokerto
Setiap umat memunyai kebiasaan yang berbeda dalam melangsungkan ritual pernikahan. Mulai dari persiapan menjelang pernikahan sampai ceremony pada hari perayaan.
Sama halnya dengan penganut Agama Konghuchu yang tak lain memunyai cara sendiri. Secara turun temurun ritual unik jelang pernikahan mereka lakukan.
Pagi hari sebelum matahari terbit orang tua dari kedua mempelai harus melakukan sembayang Jiao Dao. Sembayang ini dilakukan dengan tujuan agar mempelai dapat membangun fondasi mahligai rumahtangga yang baru.
Dalam perbincangan dengan WS Tigianto, Wali Majelis Agama Konghuchu Purwokerto beberapa waktu lalu, ia memaparkan tentang sajian yang harus tersedia dalam sembayang Jiao Dao.
Sembayang ini agak berbeda dari biasanya karena dilakukan di depan rumah mempelai pria maupun wanita sesuai dengan kesepakatan dari kedua pihak.
Uniknya dalam ritual ini harus ada 12 sajian yang tak boleh tertinggal satupun karena masing-masing sajian memunyai makna dalam kehidupan.
Sajian yang pertama adalah sepasang lilin yang diletakkan di tempat persembayangan. Dipasangnya lilin ini bertujuan agar kedua mempelai bisa mendapatkan umur yang panjang sehingga dapat membentuk rumahtangga sampai batas usia.

Finger Touch Interactive Permudah Proses Belajar

Finger Touch Interactive
MEDIA pembelajaran saat ini terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Alat yang digunakan untuk mendukung penyampaian bahan ajar semakin cangggih. Media ini memermudah para peserta didik dalam memahami materi ajar.
Kali ini telah hadir produk dari cina yang berfungsi sama seperti komputer namun menggunakan layar yang lebih luas.
Mungkin Anda baru mengenal produk yang satu ini, aiboard namanya. Alat ini memunyai layanan spesifikasi teknis finger touch interactive whiteboard 82 inci. Aiboard berfungsi menggantikan papan tulis yang beroperasi dengan kerja listrik sehingga harus dilengkapi dengan PC dan proyektor.
Papan tulis ini mengandung sensor semu sehingga dapat digunakan secara langsung dengan touch.
Nurohman, bagian administrasi project Global Technology Solution (GTS) mengatakan bahwa alat ini menggunakan teknologi pointer secara elektromagnetik dengan kecepatan transmisi data yang tinggi.
Software dapat menggambarkan dua maupun tiga dimensi dapat terintegrasi dengan icrosoft office sehingga bisa memasukkan tulisan tangan menjadi gambar atau image dan software bekerja denganbaik pada windows, mac, maupun linux.

Pengusaha Harus Tahu Graphology

PERHATIKAN rangkaian kalimat dalam catatan Anda. Tulisan tangan yang tertoreh bisa menunjukkan seberapa besar tingkat kreativitas dari penulis. Rangkaian huruf itu juga merupakan hasil oleh pikir alam bawah sadar yang membentuk berbagai model.
Ada tulisan dengan huruf bulat-bulat, kurus, menanjak, menurun, dan bentuk tulisan lain. Tanpa kita sadari hasil karya tulisan tangan ini tidak sebatas catatan saja. Masing-masing bentuk tulisan itu mengandung arti yang dapat menunjukkan karakter seseorang.
Melalui graphologi Anda dapat mengetahui kondisi atau suasana hati saat menulis, mengetahui minat dan bakat, penyakit yang diderita, atau bahkan masalalu yang kelam. Hanya dengan melihat hasil tulisan tangan, karena sekali lagi otak memberikan mandat kepada tangan untuk menyampaikan hasil olah pikirnya.
Bagi Anda para pengusaha tentu graphologi sangat diperlukan untuk mengetahui karakter para karyawan atau mitra kerja.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Banyumas menggelar acara Hipmi Bussiness Class untuk memberikan pengetahuan tentang graphologi kepada para pengusaha, Kamis (31/5) lalu. Bertempat di Rumah Makan Ciptarasa para pengusaha ini berusaha memelajari ilmu graphology dengan grapholog dari To Be Consulting Purwokerto, Flora Elleonora Nenggolan.
Flora menyampaikan graphologi sangat penting dipelajari oleh para pengusaha. Flora memberikan materi graphology mulai dari dasar karena para pengusaha ini termasuk pemula.
"Karakter seseorang dapat dilihat dari tulisannya. Meliputi zona, margin, spasi, dan garis. Semuanya memunyai makna masing-masing," kata Flora.

Klenteng Tak Hanya Untuk Sembayang

Acara pemberkatan di Klenteng Hok Tek Bio beberapa waktu lalu_Pipit
* Beberapa orang keluar dari deretan mobil yang diparkir di halaman depan Klenteng Hok Tek Bio  Purwokerto. Kebanyakan orang ini mengenakan pakaian ala Tionghoa yang didominasi warna merah. Dengan rapi mereka memasuki ruang Klenteng yang di dalamnya terlihat beberapa orang sudah duduk berjejer. Tak lama kemudian lonceng dibunyikan yang menandakan bahwa acara pemberkatan akan dimulai.
Kali ini Klenteng digunakan dalam acara pemberkatan pernikahan Adi Wardoyo dan Fransisca Dwi Setyio. Adi adalah mempelai pria putra dari Jap Tjeng Tjoen dan Lie Siu Yun. Sedang Fransisca adalah mempelai putri dari pasangan Oh Budi Hartono dan Lim Hana Budi Utami.
Dengan mengenakan pakaian pengantin warna merah kedua mempelai nampak khusyu' mengikuti rangkaian acara. Mereka duduk menghadap sesembahan sembari melempar senyum tanda kebahagiaan.
Di belakangnya terdengar puji-pujian disenandungkan melalui doa dan nyanyian dari tamu yang hadir.
Ketua Klenteng, Suryana Erawan mengatakan bahwa pernikahan adalah suatu hal yang sakral. Hal itulah yang menjadi pertimbangan pemberkatan dilakukan di Klenteng.
Klenteng Hok Tek Bio sejak masa G 30 S/PKI awalnya memang digunakan untuk acara pemberkatan selain sebagai tempat sembayang umat Konghuchu. Namun pada tahun 1967 Klenteng hanya boleh digunakan untuk kegiatan sembayang saja. Ini berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 4 tahun 1967 yang di dalamnya berisi tentang pembatasan aktivitas masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan pluralisme di masyarakat maka kini tak ada lagi perbedaan pandangan tentang kebermanfaat Klenteng. Tempat suci umat Konghuchu ini kembali dimanfaatkan untuk berbagai acara, tak hanya persembayangan saja.