Selasa, 27 September 2011

UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN FACEBOOK DIKALANGAN PELAJAR SMP DAN SMA


BAB I
 METODE PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Penulisan dalam menyusun karya tulis ini menggunakan penelitian pustaka atau study literatur. Penelitian pustaka adalah penelitian dengan menggunakan literatur atau telaah kepustakaan dan mencari sumber-sumber informasi (literatur, internet, dan hasil penelitian di lapangan) dan konsep-konsep masalah, kemudian diusahakan jalan keluarnya.
Karya tulis ini ditulis dengan menggunakan metode deduksi, yaitu suatu metode penulisan dengan mengungkapkan gagasan
dan ide dari hal-hal yang bersifat umum pada awal paragraf, dan bersifat khusus di akhir paragraf. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih mudah memahami isi dari karya tulis ini.

B.  Langkah-langkah Penulisan
1.   Mengamati fenomena yang ada di masyarakat
2.   Menentukan masalah
3.   Merumuskan masalah
4.   Memecahkan masalah
a. Mengumpulkan data dan atau informasi
b.Pengolahan data dan atau informasi
c.Analisa
5.   Membuat kesimpulan



BAB II
PENDAHULUAN
    A.    Latar belakang
            Facebook, siapa yang tidak mengenal dengan social networking atau situs pertemanan yang satu ini. Situs pertemanan hasil besutan seorang mahasiwa Universitas Harvard Amerika, Mark Zuercgberg ini telah meraih hati para penggunanya di seluruh penjuru dunia bahkan di Indonesia khususnya. Facebook bisa dikatakan mempunyai prestasi gemilang di antara pesaing-pesaingnya di jajaran situs pertemanan di internet.
            Facebook menawarkan beberapa jenis fasilitas, mulai dari berkirim komentar, berbagi foto, video, catatan bahkan tautan. Di samping itu facebook juga mengembangkan sayapnya dengan maksud agar mudah diintegrasikan atau di sambungkan dengan beberapa situs pertemanan maupun layanan konten internet yang lain. Bahkan facebook juga mengeluarkan Application Proggraming Interface (API) yang diperuntukan bagi para pengembang aplikasi yang berjalan di platform facebook itu sendiri. Mungkin dari sekian banyak fitur maupun fasilitas beserta layanan-layanannya tersebut facebook menaruh harapan besar bahwa  facebook bisa terus bertengger di jajaran situs pertemanan di dunia maya.
            Tahukah Anda bahwa semakin pohon itu tinggi semakin kencang pula terpaan angin yang menerpanya itulah peribahasa yang bisa mewakili facebook untuk saat ini. Seiring dengan kepopulerannya facebook ternyata juga menuai pro dan kontra. Bahkan akhir-akhir ini tersiar kabar bahwa facebook dijadikan sarana untuk melancarkan aksi penculikan beberapa remaja.
            Pemberitaan di media elektronik, TV dan internet mengenai maraknya aksi penculikan beberapa gadis remaja seumuran SMP, SMA. Membuat kami sedikit terusik akan pemberitaan tentang facebook yang di jadikan sebagai sarana penculikan itu. Kami juga merupakan pengguna facebook atau facebooker. Sampai saat terselesinya tulisan ini tersiar kabar sudah terjadi beberapa kasus penculikan remaja usia SMP dan SMA. Pertama kali kami mendengar kabar tersebut cukup mengejutkan juga mengapa facebook dijadikan sarana penculikan. Pertanyaan itu spontan timbul dalam hati kami.
            Beberapa rentetan kasus penculikan yang sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat saat ini kami mendapati sudah ada kurang lebih 5 kasus penculikan yang terdeteksi, semuanya memanfaatkan situs pertemanan facebook di mana situs tersebut menjadi salah satu situs yang paling banyak di akses saat ini di Indonesia.
            Kami  heran melihat beberapa kasus tersebut, mungkin kalau hanya satu kasus masih bisa di tolerir tapi ini bisa dikatakan lebih dari satu kasus yang mencuat kepermukaan. Timbul beberapa dugaan dalam pikiran kami tentang maraknya kasus penculikan via situs petemanan facebook ini.  Kami  sempat berasumsi hal tersebut bisa terjadi karena adanya sindikat perdagangan manusia atau human trafficking yang sengaja memanfaatkan konten situs pertemanan facebook untuk mencari sasarannya. Bisa jadi ini adalah modus baru dalam aksi di mana pelaku melakukan hubungan pertemanan di dunia maya khususnya di facebook dengan dalil ingin menjadi teman dan pada akhirnya meningkat pada level keinginan untuk mengajak sang korban bertemu di suatu tempat yang telah direncanakan oleh sang pelaku penculik.
            Tapi di sisi lain kalau kita perhatikan yang menjadi korban dari aksi penculikan ini memang gadis yang masih ABG (Anak Baru Gede). Kadang kami juga melihat bahwa anak remaja sekarang sedikit menunjukkan suatu pola hidup yang mempunyai keinginan untuk menunjukkan eksistensinya di dunia maya. Dapat kita saksikan banyak anak-anak ABG yang berpose ria dalam fotonya dengan wajah yang menarik dan selalu memajang di situs pertemanan. Masalah faktor kelabilan bisa juga menjadi sasaran empuk para pelaku penculikan, menurut kami faktor lingkungan keluarga mungkin juga bisa menjadi penyebabnya di mana si korban ini tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga. Bahkan bujukan dari seorang teman pun kemungkinan besar juga bisa.
B.     Perumusan masalah
  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka kami mengangkat perumusan masalah sebagai berikut:
1.         Penyebab kecanduan facebook dikalangan remaja
2.         Upaya pencegahan/penanganan bagi para remaja yang telah kecanduan facebook
3.         Mengkaji sejauhmana penyalahgunaan facebook yang telah dilakukan remaja
4.         Dampak negative dari kecanduan facebook dan penyalahgunaannya
5.         Peran orangtua dalam mendidik anak
6.         Memahami pola pikir remaja dizaman globalisasi seperti sekarang ini
      C.     Tujuan Penulisan
            Tujuan dari pembuatan karya tulis Program Kreatifitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) dengan judul ” Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Facebook dikalangan Pelajar SMP dan SMA”, yaitu kami mencoba memberikan informasi tentang upaya-upaya pencegahan penyalahgunaan facebook   dikalangan pelajar SMP dan SMA agar dapat meminimalisir kasus-kasus yang terjadi dalam masyarakat karena adanya situs maya jejaring sosial facebook.
      D.    Manfaat Penulisan
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi pembaca, diantaranya yaitu:
1.               Pembaca dapat mengetahui penyebab kecanduan facebook dikalangan remaja
2.               Mengetahui upaya-upaya pencegahan/penanganan bagi para remaja yang telah kecanduan facebook
3.               Dampak negative dari kecanduan facebook dan penyalahgunaannya


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
            Facebook merupakan situs maya yang sedang marak dikalangan remaja, pelajar SMP dan SMA. Facebook menawarkan beberapa jenis fasilitas, mulai dari berkirim komentar, foto, video, catatan bahkan tautan. Di samping itu facebook juga mengembangkan sayapnya dengan maksud agar mudah diintegrasikan atau di sambungkan dengan beberapa situs pertemanan maupun layanan konten internet yang lain. Bahkan facebook juga mengeluarkan Application Proggraming Interface (API) yang diperuntukan bagi para pengembang aplikasi yang berjalan di platform facebook itu sendiri. Mungkin dari sekian banyak fitur maupun fasilitas beserta layanan-layanannya tersebut facebook menaruh harap besar bahwa  facebook bisa terus bertengger di jajaran situs pertemanan di dunia maya.
            Dengan kelebihan yang dimiliki facebook seperti hal-hal yang telah disebutkan diatas, banyak karugian yang dialami para penggunanya.
            Kita menyaksikan pemberitaan di media elektronik, TV dan internet mengenai maraknya aksi penculikan beberapa gadis remaja seumuran SMP, SMA. Membuat kami sedikit terusik akan pemberitaan tentang facebook yang di jadikan sarana penculikan itu. Kami juga merupakan pengguna facebook atau facebooker. 
            Melalui facebook remaja dapat mencurahkan semua isi hatinya. Penyebab kecanduan facebook dikarenakan seorang remaja merasa puas ketika apa yang ada dalam hatinya tersampaikan atau dapat diketahui oleh orang lain. Sehingga remaja merasa ada yang memperhatikan. Selain itu waktu luang seorang remaja yang banyak terbuang sia-sia dan meraka memilih untuk mencari teman seanyak-banyaknya tanpa memandang sisi negatifnya. Lingkungan  yang familiar akan facebook juga memungkinkan remaja mengakses situs internet, setidaknya hanya coba-coba.
            Adapun usaha untuk remaja yang telah kecanduan facebok berawal dari orang terdekatnya. Karena remaja merasa yakin akan kebenaran yang dilakukan oleh orang yang ia percaya kemudian menirunya. Usaha untuk mencegah kecanduan facebook bagi remaja juga
 berasal dari orang tua atau keluarga. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa keadaan
 psikologis remaja dibentuk dari keluarganya. Sebuah keluarga yang broken home akan menarik remaja untuk melakukan penyimpangan sosial karena mereka merasa ingin diperhatikan. Mereka
tidak mempunyai wadah untuk berbagi cerita dalam hal ini keluarga, maka fecebooklah pelariannya. Dalam hal ini pemerintah juga seharusnya ikut andil menangani permaslahan yang bermunculan karena adanya jejaring sosial facebook.
            Sebenarnya bukan facebook yang patut kita salahkan, karena facebook merupakan benda mati yang hanya bisa bekerja karena adanya ulah manusia. Yang perlu dibenahi adalah para pengguna yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakannya. Perlu adanya perhatian khusus bagi keluarga dalam mengawasi anak-anaknya, perhatian khusus dari pemerintah dengan menentukan undang-undang penggunaan situs-situs jejaring sosial.


BAB IV
PEMBAHASAN
       A.     Pengertian Teknologi
Teknologi merupakan benda-benda abstrak. Dalam terminology modern, maka teknologi konkret sering disebut sebagai hardware, sedangkan yang abstrak sering disebut sebagai software atau juga brainware. Akhir-akhir ini teknologi banyak teknologi yang bermunculan didunia, sebagai bukti bahwa perkembangan otak manusia semakin pesat. Teknologi juga dilihat sebagai hasil proses social serta pengembanagn yang diakukan oleh manusia melalui budidaya akalnya. Jelas saat ini pengertian teknologi menjadi semakin rumit (complicated) yang seakan-akan mencakup bidang yang tak terbatas.
            Dalam sepuluh tahun terakhir, orang dengan mudah dapat mengamati bahwa dalam literatur telah diformulasikan banyak definisi tentang teknologi, masing-masing sesuai dengan minat serta kebutuhan peninjaunya. Memang tidak mudah untuk mendefinisikan secara univokal dan singkat, karena teknologi meliput kapasitas  manusia untuk berkreasi, inovasi dan memilih berbagai teknik dan mempergunakannya secara optimal dalam konteks lingkungan fisik, social, dan budaya yang ada. Teknologi adalah sarana untuk meningkatkan kemampuan manusia dan suatu instrument perubahan (instrument of change). D.Bell menyatakan bahwa teknologi pada dasarnya ialah instrument untuk memperbesar (expand) kekuasaan manusia (human powers) dalam menciptakan kekayaan (wealth). Satu-satunya cara menciptakan kekayaan adalah dengan melakukan proses nilai tambah yang efisien. Instrumen disini diterjemahkan secara luas, sehingga tidak hanya berarti suatu hardware, tetapi juga suatu software dan hardware.
            Untuk lebih sederhana, teknologi adalah ilmu pengetahuan dan seni yang ditransformasikan kedalam produk, proses, jasa  dan struktur terorganisasi yang pada dasarnya merupakan seperangkat instrument ekspansi kekuasaan manusia sehingga dapat menjadi sumberdaya cara baru untuk menciptakan kekayaan melalui peningkatan produktifitas.
            Suatu contoh yang penting adalah komputer. Komputer merupakan teknologi transformasional yang telah mengubah cara kerja dan juga berkomunikasi. Dengan komputer, orang dapat menyimpan data informasi, melaksanakan analisis dan kalkulasi, simulasi, manipulasi, dan pemodelan, Computer Aided Design (CAD), dan lain-lain. Kemudian berkembang teknologi ekstensional dalam bentuk networking yang dapat memperluas suatu komputer mandiri (Stand Alone Computer), Personal Computer (PC) maupun main frame sehingga seakan-akan komputer memiliki kapasitas yang lebih besar dari apa yang telah ditetapkan dalam spesifikasinya. Dengan networking, komputer dapat menangani masalah yang lebih rumit dengan jumlah data yang lebih besar, melaksanakan distributed data strorage dan parallel processing. Networking dapat membentuk intra maupun ekstra perusahan, dan akhir-akhir ini dapat tersambung pada jaringan internet secara global dengan ribuan website.     
               Pada dasarnya setiap teknologi yang diciptakan manusia selain memiliki kegunaan, pasti juga memiliki banyak kelemahan. Seperti halnya komputer. Orang dapat melakukan apa saja melalui teknologi ini. Dalam hal ini menimbulkan banyak kecurangan yang berakibat pada budaya suatu bangsa yang terkontaminasi oleh budaya luar. Sehingga merubah budaya aslinya sendiri. Jejaring social facebook yang ada pada computer, membuat masyarakat Indonesia teracuni oelh budaya luar yang seharusnya tidak masuk ke Indonesia. Pelajar SMP dan SMA banyak membuka situs porno melalui internet. Ini dapat mengubah moral bangsa terutama pada generasi muda yang belum saatnya mendapatkan hal itu. Mereka akan meniru kejadian apa saja yang di lihatnya.
            Skinner mengemukakan pendapatnya, bahwa seluruh masalah utama yang dihadapi dunia modern dewasa ini adalah menyangkut tingkah laku manusia. Ledakan penduduk, perlombaan senjata, polusi lingkungan, moral bangsa, kesemuanya berkaitan dan ditentukan oleh tindakan dan atau tinggal diamnya manusia. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut manusia tidak bisa mengandalkan hanya pada fisika atau kimia. Yang dibutuhkan justru adalah teknologi tingkah laku (technology of behavior).
            Skinner mencatat bahwa disatu pihak, sejalan dengan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah-masalah besar yang dihadapi umat manusia bertumbuh dengan pesat, sementara di lain pihak kemajuan ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku manusia bergerak dengan lamban. Dan menurut Skinner, teknologi tingkah laku yang amat diperlukan itu tidak akan tercipta selama para ilmuwan tingkah laku masih berpegang pada konsep-konsep tingkah laku yang telah usang. Dalam hal ini Skinner  mengkritik teori-teori yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia itu ditentukan dari dalam. Untuk memperoleh pemahaman mengenai tingkahlaku manusia, menurut Skinner kita harus melihat pada faktor-faktor penyebab yang sesungguhnya, yakni lingkungan. Teknologi tingkah laku akan hadir apabila kita mengesampingkan konsep tentang manusia otonom seraya secara selektif memperhatikan lingkungan sebagai sumber penyebab tingkah laku. Menurut Skinner, sifat-sifat atau gambaran-gambaran dari manusia otonom yang paling menghambat atas terbentuknya teknologi tingkah laku itu adalah “kebebasan”. Sekelompok orang bebas melakukan apa saja lewat internet tanpa harus diketahui identitasnya. Hal yang demikian menimbulkan penyimpangan sosial yang merugikan pihak lemah.
  1. Sekilas Mengenai Facebook 
            Facebook diakui sebagai salah satu keajaiban teknologi abad ini. Sebagai temuan besar, internet merupakan sebuah keniscayaan. Sia-sia saja upaya menafikannya dalam kehidupan modern. Namun, bermanfaat atau bermudaratnya amat bergantung pada pengguna.  
            Para peramal masa depan (futurolog) jauh-jauh hari mengingatkan. Setiap temuan baru tak ubahnya mata uang logam: punya sisi baik dan sisi buruk. Facebook juga produk teknologi yang bebas nilai. Ia mungkin tak berbeda dari nuklir.
            Jika berada di tangan yang salah mudaratnyalah yang dominan. Contohnya, eksplorasi situs-situs porno, ngerumpi, memfitnah, dan mendiskreditkan orang di dunia maya. Bahkan, kriminalisasi lewat facebook sudah bermunculan. Sebut saja, penculikan, penipuan, pembobolan rekening bank, sampai prostitusi. Betapa mengkhawatirkan bila para kriminalis menggunakan hipnosis melalui jejaring sosial tersebut.
            Ada data yang menyebutkan, sebagian besar pengguna Fb adalah anak-anak muda            berusia 15 sampai 19 tahun. Jumlahnya lebih dari separo pengguna Fb di Indonesia. Usia 15-19 tahun merupakan masa pancaroba, ketika remaja mencari identitas. Mereka sedang butuh ketenangan jiwa dan kemandirian emosi, keteladanan dari sosok idola, serta kebutuhan akan teman yang mengerti dan dapat menolong. Jika telah menemukan sosok itu, mereka akan cenderung patuh (taqlid).
            Data lain menyebutkan, sebagian besar pengguna mengakses Fb lewat warnet dan HP. Itu berarti mereka berinteraksi dengan dunia luar yang tak terbatas luasnya tanpa pendampingan. Betapa riskan memasuki belantara globalisasi tanpa benteng pertahanan diri yang memadai.
            Arus globalisasi memang menjadi tantangan kuat bagi setiap rumah. Tanpa bekal yang cukup dalam agama, termasuk nilai-nilai moral dan budi pekerti, globalisasi itu akan menjadi badai yang memorak-porandakan kehidupan. Pola hidup dan impitan ekonomi kerap memaksa lingkungan sekitar kita untuk menerjang norma, bahkan menjadi kriminalis.
            Krisis keteladanan melengkapi fenomena itu. Bagaimana legislator mempertontonkan kata-kata kotor politikus di televisi. Belum lagi perilaku korupsi dan ketidaksatukataan pejabat pembuat kebijakan dan pelaksana di lapangan.
            Jumlah pelajaran moral dan budi pekerti di sekolah terlalu minim. Apalagi, niat menyisipkan materi budi pekerti dalam pelajaran lain, seperti fisika atau matematika (integrated learning), sangat sulit dilaksanakan. Sebagian guru beralasan takut. Sedikit saja keras mendidik murid berisiko dipolisikan. Mereka butuh kemauan dan kewenangan lebih untuk jadi pendidik yang baik.    
Pemerintah seharusnya lebih serius memperhatikan hal ini dengan kebijakan-kebijakan strategis yang mendukung. Bukan pembatasan-pembatasan kreativitas, melainkan pengaturan yang konsisten. Program pemerataan internet ke kawasan-kawasan tertinggal, misalnya, selayaknya dibarengi penawar dampak negatif internet itu. Regulasi terhadap warnet juga jadi tuntutan.
            Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Surabaya mencatat, baru 200 warnet yang punya izin kepada dinas perindustrian dan perdagangan. Namun, 21 warnet mengajukan izin baru kepada diskominfo. Padahal, warnet tumbuh bagai jamur di musim hujan. Mulai kawasan kampus hingga sudut-sudut kota. Jumlahnya mungkin sudah ribuan atau bahkan belasan ribu.
            Regulasi untuk warnet-warnet yang menyediakan pornografi perlu tegas. Mereka yang mengizinkan anak ngenet pada jam-jam sekolah atau justru ngajangi ombo pembolos sekolah sama dengan berperan merusak generasi bangsa.
            Melarang atau membatasi anak-anak ngenet pastilah sulit. Mereka bisa saja sembunyi-sembunyi dan melakukannya setiap saat. Di sisi lain, melepas total mereka juga amatlah riskan. Apa jadinya kalau mereka masuk perangkap kenakalan remaja, bahkan kriminalitas di dunia maya?
            Pertahanan terbaik adalah keluarga. Penyalahgunaan maupun ancaman kejahatan lewat dunia maya bisa dicegah dari pintu rumah. Masalahnya, sering orang tua tertinggal jauh dari anak-anak dalam hal teknologi ini. Anak-anak lahir di tengah kemajuan teknologi informasi.
            Salah satu jalan yang bijak adalah orang tua juga harus melek teknologi. Tidak ada salahnya sekadar tahu apa dan bagaimana, misalnya, Facebook, Twitter, dan Friendster. Mengintensifkan interaksi dengan anak-anak juga pilihan yang baik. Orang tua akan tahu dengan siapa saja sebenarnya mereka berinteraksi. Kalau perlu, sesekali orang tua ''jadi anak'' demi menyelami jiwa mereka. Jika telah menemukan kenyamanan dan harmonisasi dalam rumah, anak-anak tidak akan memburu kenyamanan di luar.
  1. Bahaya-bahaya Facebook
Adapun bahaya-bahaya facebook yang sering menimpa penggunanya adalah sebagai berikut:
1. Terbuangnya waktu. Pengguna Facebook enggan terlepas dari komputer, laptop, handphone, dan gadget yang mampu mengakses Facebook. Banyak waktu terbuang di depan komputer. Aturlah waktu Anda. Jangan sampai sia-sia hanya di depan komputer.
2. Hati-hatilah memasang status di Facebook. Ada tragedi yang menimpa seorang istri ketika mengganti statusnya menjadi single. Sang suami yang marah tanpa berpikir panjang langsung menghabisi sang istri. Dan hal ini telah terjadi 2 kali.
3. Hati-hatilah menaruh foto di Facebook. Yang namanya dunia internet, orang bisa melakukan bermacam-macam hal. Orang bisa meng-edit foto sedemikian rupa yang berbau negati dan menyebarkannya ke forum atau milis. Hal ini bisa merusak nama yang terlibat. Belum lagi foto dapat memicu keributan. Pasanglah foto di Facebook dengan bijak, karena tidak hanya Anda dan teman Anda saja yang bisa melihat. Semua orang di dunia bisa melihatnya, kecuali Anda men-setting foto Anda menjadi private, sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat foto Anda.
4. Jangan menaruh sembarangan informasi pribadi. Banyak orang tidak menyadari bahaya menaruh informasi di internet. Dengan memberikan informasi tempat bekerja, nomer telepon, hingga alamat rumah, tentu dapat mengundang orang untuk berniat buruk. Bisa saja informasi tersebut dimanfaatkan untuk berbuat tidak baik. Jadi, taruhlah informasi yang umum. Jangan menaruh informasi pribadi di halaman Facebook Anda. Ingatlah bahwa tidak hanya teman Anda saja yang mengakses Facebook. Apabila Anda ingin informasi yang tertera aman dari orang-orang asing, aturlah agar hanya teman-teman Anda yang bisa mengakses Facebook Anda.
5. Diganggu orang tak dikenal. Banyak orang yang tidak berpikir panjang ketika menerima ajakan berteman dalam dunia jejaring sosial. Tanpa disadari, orang yang diterima menjadi teman bisa mengakses informasi yang tertera dalam halaman Facebook. Oleh karena itu jangan sungkan menolak ajakan teman dari orang yang tidak dikenal. Anda berhak menolak.
      D. Pencegahan Perilaku Menyimpang Pada Remaja Dalam Penggunaan Facebook
            Banyak hal negatif yang menimpa pengguna facebook terutama pelajar SMP dan SMA. Dibawah ini kami tawarkan cara-cara pencegahan bahaya yang ditimbulkan karena adanya facebook :
1. Jangan gunakan indentitas asli saat mendaftar maupun sedang online facebook
2. Waspada atau hati-hati kepada orang yang belum kita kenal.
3. Ajak teman pada saat ingin berjumpa dan hidarkan apa bila di ajak ke tempat yang sepi
4. Gunakan facebook yang lebih berguna dan bermanfaat saja.
5. Hindari online facebook yang mengarah dari perbuatan negatif.
6. Orang tua harus megawasi anaknya setiap saat kalau perlu diperketat pengawasanya. Semoga   dengan beberapa cara ini kita sebagai orang tua dapat mengantisipasi sedini mungkin agar kaum remaja yang menjadi tumpuan bangsa ini tidak terjebak asesuatu yang tidak kita inginkan.                                                        

BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
            Remaja pada zaman sekarang masih berpikiran terlalu sempit akan kegunaan teknologi modern sekarang ini. Mereka masih menganggap adanya facebook hanya sebagai hiburan semata. Sehingga situs maya ini dianggap sebagai salah satu sumber dari adanya perilaku menyimpang pada remaja.
            Banyak dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya facebook. Seperti kasus  penculikan, pemerkosaan, jual beli manusia, pelecehan seksual dll. Itu semua dapat terjadi karena ada kesempatan melalui facebook. Seorang remaja merasa senang ketika mereka mempunyai teman baru, apalagi lewat facebook. Mungkin akan lebih merasa bergengsi namun tidak tahu orang seperti apa yang dikenalnya. Banyak kasus-kasus seperti diatas yang terjadi di Indonesia.
            Penyebab kecanduan facebook dikarenakan seorang remaja merasa puas ketika apa yang ada dalam hatinya tersampaikan atau dapat diketahui oleh orang lain. Sehingga remaja merasa ada yang memperhatikan. Selain itu waktu luang seorang remaja yang banyak terbuang sia-sia dan mereka memilih untuk mencari teman seanyak-banyaknya tanpa memandang sisi negatifnya. Lingkungan  yang familiar akan facebook juga memungkinkan remaja mengakses situs internet, setidaknya hanya coba-coba.
            Adapun usaha untuk remaja yang telah kecanduan facebook berawal dari orang terdekatnya. Karena remaja merasa yakin akan kebenaran yang dilakukan oleh orang yang ia percaya kemudian menirunya. Usaha untuk mencegah kecanduan facebook bagi remaja juga berasal dari orang tua atau keluarga. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa keadaan psikologis remaja dibentuk dari keluarganya. Sebuah keluarga yang broken home akan menarik remaja untuk melakukan penyimpangan sosial karena mereka merasa ingin diperhatikan. Mereka tidak mempunyai wadah untuk berbagi cerita dalam hal ini keluarga, maka fecebooklah pelariannya. Dalam hal ini pemerintah juga seharusnya ikut andil menangani permasalahan yang bermunculan karena adanya situs maya jejaring sosial facebook.
            Dengan tersusunnya karya tulis ini semoga dapat mengurangi tingkat kerugian yang disebabkan penyalahgunaan situs maya jejaring sosial facebook.

  1. Saran
            Karena banyaknya kasus-kasus penyimpangan remaja terutama dengan adanya situs maya jejaring sosial facebook, maka orang tua hendaknya lebih mewaspadai pergaulan buah hatinya. Kita sebagai insan yang hidup di zaman modern setiadaknya mengetahui teknologi yang bermunculan sekarang ini. Baik keunggulan maupun kelemahan teknologi tersebut, sehingga denga munculnya teknologi tersebut dapat mengembangkan pemikiran ke arah progresif dan dapat membawa perubahan (agent of change).
            Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita pengguna situs maya jejaring sosial facebook.

Program Kreativitas Mahasiswa_Gagasan Tertulis 2010 
PKM_GT 2010 oleh Fitri Nurhayati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar