USAHA masyarakat tidak hanya dilakukan dalam hal investasi. Meski dewasa ini pembiayaan modal kerja masih mendominasi bisnis dimasyarakat. Terlebih dikalangan pengusaha mikro kecil menengah (UMKM).
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka usaha mikro semakin berkembang menuju bisnis yang lebih menjanjikan. Seperti pembiayaan untuk hunian masyarakat baik untuk pembelian rumah, renovasi, atau pembangunan.
Bisnis ini akan semakin diganderungi dengan adanya kemudahan untuk mendapatkan layanan pembiayaan hunian. Seperti yang diprogramkan oleh bank muamalat nasional yang diturunkan kepada masing-masing cabang.
Syaifulloh Asyik mengatakan bahwa Mei mendatang muamalat bekerjasama dengan kementerian perumahan rakyat yang disubsidi oleh pemerintah. Namun program itu dibatasi hanya untuk rumah dengan harga Rp 70 juta per Kartu Keluarga (KK).
"Pemerintah mempunyai program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bekerjasama dengan muamalat," kata Saifulloh, Rabu (18/4)
FLPP adalah bentuk subsidi pembiayaan tempat hunian yang diberikan kementerian perumahan rakyat.
Selain program kerjasama dengan pemerintah, muamalat juga memprogramkan sendiri Pembiayaan Hunian Syariah (PHS). Yaitu dengan jangka waktu hingga 15 tahun dengan plafond hingga Rp 25 miliar. Nasabah dikenai uang muka minimal 10 persen.Bank muamalat memberi kemudahan kepada nasabah untuk PHS dengan uang muka hanya 10 persen karena pihaknya juga tidak mendapatkan ketentuan batas minimal seperti yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 30 persen.
Masih sama seperti batas minimal yang ditentukan yaitu minimal plafon untuk PHS Rp 50 juta dengan angsuran yang berbeda sesuai masing-masing plafon yang dipilih nasabah.
Ada dua jenis angsuran yang ditetapkan yaitu angsuran kongsi dan angsuran pembelian. Angsuran kongsi adalah angsuran yang besarnya dapat berubah setiap dua tahun sekali sesuai dengan kesepakatan keduabelah pihak. Sedangkan angsuran pembelian adalah angsuran yang besarnya tetap.
Banyak pelayanan yang diberikan bank untuk mendapatkan PHS seiring dengan kebutuhan masyarakat akan hunian. Bahkan pembiayaan hunian syariah bank Muamalat mulai menggeser pembiayaan modal kerja.
"Saat ini kebutuhan hunian masyarakat semakin tinggi ketimbang investasi modal kerja. Bahkan mencapai tiga banding satu," ujar Syaifullah.
Menurutnya peningkatan permintaan hunian menandakan bahwa pertumbuhan penduduk di Banyumas dan sekitarnya juga semakin tinggi. (fit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar