Senin, 25 Mei 2015

Guru Harus Pandai Menulis

Pelatihan Jurnalistik Tim Redaksi Pionner, PPG SM-3T UNY

Hal. 1 Tribun Jogja, Senin (25/5)

Puluhan orang tampak sibuk menulis berita yang ditugaskan oleh pembicara. Ada yang sembari melakukan diskusi dengan teman di sebelahnya, ada pula yang fokus dengan laptop di depannya. Suasana ini tidak dijumpai di ruang redaksi sebuah media konvensional, tapi ruang serbaguna Pendidikan Profesi Guru (PPG) UNY Kampus Wates.
Mereka adalah mahasiswa PPG SM-3T UNY yang tergabung dalam ekstrakurikuler jurnalistik Pioneer. Para calon guru profesional ini mengikuti pelatihan jurnalistik dengan menghadirkan pembicara dari Tribun Jogja, Ibnu Taufiq Juariyanto, Rabu (20/5).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh tim jurnalistik Pioneer. Peserta yang memiliki basic keguruan dan ilmu pendidikan sangat berantusias mengikuti pelatihan. Ibnu Taufiq menyampaikan materi tentang dasar-dasar kepenulisan yang merupakan modal awal dalam membuat sebuah tulisan.
Menurutnya sebuah tulisan harus memiliki news value diantaranya bersifat penting, menarik, dan aktual atau kekinian. Apalagi ketika seorang penulis ingin mengirimkan hasil tulisannya ke sebuah media konvensional, tentu harus memenuhi kaidah kepenulisan. Tak hanya itu, menurutnya tulisan juga harus berkaitan dengan kepentingan orang banyak (magnitute) dan mengandung kedekatan dengan sasaran pembaca. Sedangkan hal yang paling sederhana tulisan itu harus memiliki keunikan sehingga menarik pembaca untuk menyelesaikan hingga akhir tulisan.
“Kalau teman-teman ingin mengirimkan karya ke sebuah media setidaknya tulisan mengandung news value. Meski beberapa media juga mempunyai standarisasi sendiri,” ujarnya.
Ibnu yang sekaligus pemimpin redaksi ini juga menyampaikan beberapa jenis tulisan yang ada pada media konvensional. Diantaranya straight news, soft news, features, dan opini. Dalam pelatihan ini juga dilakukan simulasi menulis berita straight agar diketahui dimana letak kekurangan sebuah tulisan.
Halaman lanjutan 
Hal yang sama juga disampaikan Eko Risqa Sari, Pemimpin Umum Ekstrakurikuler Jurnalistik Pioneer. Menurutnya pelatihan ini dilakukan untuk membekali para anggotanya dalam menulis, sehingga saat pelatihan dilakukan simulasi.
“Setiap dua bulan kami menerbitkan buletin yang digarap oleh teman-teman PPG SM-3T. Di sela-sela kesibukan kuliah para pengurus masih menyempatkan diri untuk menulis. Kegiatan ini juga untuk mengasah kemampuan calon guru dalam menulis,” kata Eko.
Minimnya minat guru dalam menulis sering menjadi hambatan untuk menghasilkan sebuah karya. Padahal di era maju seperti sekarang ini guru juga dituntut tidak hanya pandai mengajar namun juga menulis. Beberapa media memberi ruang bagi kalangan pendidikan termasuk guru untuk menuangkan gagasannya, namun itu masih sangat minim belum sebanding dengan jumlah guru di Indonesia.
Buletin Pioneer mencoba menjembatani calon guru profesional ini untuk memulai kegiatan menulis. Sehingga rubrik yang disajikan dalam buletin Pioneer sifatnya sederhana dan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Namun Pioneer juga menyajikan wacana pendidikan yang sifatnya lokal maupun nasional. (*)

oleh Fitri Nurhayati, S.Pd
Pemimpin Redaksi Pioneer,
Mahasiswa PPG SM-3T UNY


1 komentar: