Kamis, 07 Mei 2015

Ideologi Sebagai Konstruksi Linguistik


Judul buku
:
Akar-akar Ideologi: Pengantar kajian ideologi dari Plato hingga Bourdieu
Penulis
:
Bagus Takwin
Penerbit
:
Jalasutra
Tahun terbit
:
2003
Tebal buku
:
136 halaman

Jika kita menanyakan apa itu ideologi, maka jawaban umum yang didapat biasanya merujuk pada pengertian ideologi sebagai ‘isme’ atau aliran politik. Seperti sosialisme, komunisme, liberalisme, dan konservatisme. Dalam buku Akar-akar Ideologi, penulis menilai hal ini sangat umum terjadi di Indonesia. Sehingga pengertian dan realitas ideologi yang jauh lebih luas menjadi tidak dikenali.
Dalam buku ini, penulis menjelaskan pengertian ideologi ditinjau dari pendekatan aliran. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bagaimana dan darimana manusia mendapatkan pengetahuan. Maka ideologi dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai seperangkat nilai dan aturan tentang kebenaran alamiah serta universal, sehingga menjadi rujukan bagi tingkah laku manusia. Lain halnya dengan ideologi sebagai studi yang mengkaji ide-ide manusia dari pengalaman hingga membentuk kesadaran yang mempengaruhi tingkah laku.
Ada empat pengertian ideologi dari beberapa tokoh yang dikemas dalam buku ini. Keempatnya menunjukkan bahwa ideologi sebagai konstruksi linguistik. Pertama, menurut Condilac dan De Tracy bahwa ideologi sebagai suatu ilmu tentang ide-ide. Makna ini berambisi untuk memisahkan pengetahuan dari metafisika dan agama serta kepercayaan-kepercayaan lainnya.
Kedua, menurut Marx dan beberapa penerusnya bahwa ideologi sebagai kesadaran palsu. Sehingga menyebabkan manusia mengalami distorsi dalam menangkap dan memahami realitas. Ketiga, menurut Althuser dan Bourdieu bahwa ideologi sebagai suatu ketidaksadaran yang tertanam pada diri manusia. Hal ini sebagai akibat dari adanya berbagai struktur pemikiran. Keempat, dikemukakan Voloshinov bahwa ideologi melalui proses semiotik sehingga mempengaruhi bahasa dan kesadaran manusia. Sedang menurut Barthes ideologi dibentuk oleh proses pemaknaan tanda yang dibekukan.
Penulis mencoba mencari akar-akar ideologi dimulai dari pemikiran filsuf Yunani yang terkenal dengan konsep ‘dunia idea’. Pembaca diajak melihat bagaimana kaitan konsep ideologi yang berkembang hingga awal abad ke-21 dengan pemikiran tokoh-tokoh seperti Plato, Machiavelli, Bacon, Auguste Comte, dan De Tracy. Dari konsep tokoh-tokoh itu kemudian penulis membandingkan  dengan pemikiran Hegel dan Marx.
Kajian ideologi menjadi populer pada pemikiran Marx. Setelah itu bermunculan banyak kajian ideologi, baik dari para pengikut Marx maupun para penentangnya. Dalam buku ini uraian pemikiran ideologi dari Marx dan penerusnya mendapat porsi yang besar karena penjelasan tentang ideologi memang paling banyak dikemukakan oleh kaum Marxis dan Neomarxis.
Plato tidak secara tersurat bicara tentang ideologi. Meski pemikirannya yang berkaitan dengan pembebasan jiwa manusia bisa disetarakan dengan konsep ideologi dari beberapa tokoh sesudahnya. Kritik Marx terhadap ideologi sebagai kesadaran palsu, contohnya apabila diterapkan secara konsisten menggugat pula konsep ‘dunia idea’ dari Plato.
Buku ini memberikan kemudahan bagi pembaca yang ingin mengenal lebih mendalam tentang konsep ideologi secara cepat. Selain bahasanya yang mudah dipahami, penulis juga menyajikannya dengan padat dan sistematis. Setelah membaca buku ini dapat diperoleh gambaran umum tentang peta pemikiran ideologi. Namun, yang menjadi kelemahan, buku ini tidak menyajikan isi secara terperinci dan menyeluruh. Di dalamnya hanya ada cuplikan dari ragam dinamika pemikiran para tokoh. Sehingga tidak dapat dijadikan dasar kerangka berpikir tentang ideologi. Maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif pembaca harus mencari studi literatur lain yang lebih luas dan mendalam. (*)

oleh Fitri Nurhayati, S.Pd
Alumni SM-3T Angkatan 3

sedang menyelesaikan Program PPG SM-3T di Universitas Negeri Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar