Ora kudu
mangan sega beras
Sega
jagung ya enak
Warga menyaksikan bentang ondol sewu meter |
Sepenggal lagu yang
dinyanyikan masyarakat Desa Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara saat peringatan
Kuduran Budaya, Sabtu (27/9). Acara yang digawangi pemuda desa setempat yang
tergabung dalam Sendawa (Seni Pemuda Wanayasa) ini sudah berlangsung sejak hari
Minggu lalu.
Ishom Abdulloh, Ketua
penyelenggara mengatakan digelarnya kegiatan ini mempunyai makna
kegotongroyongan bagi masyarakat desa setempat. Karena semua acaranya
melibatkan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Pada minggu (21/9) lalu yang
sekaligus hari pertama Kuduran Budaya digelar turnamen voli. Hari kedua dilanjutkan
gelaran pacuan kuda lumping, dan hari ketiga karnaval dengan mengangkat tema
sarung untuk pelajar dan umum. Sunaryo, juri karnaval mengatakan peserta dari
kategori pelajar berjumlah tiga belas kelompok dan tujuh kelompok sisanya dari
masyarakat umum.
“Mereka kreatif membuat
kreasi dari sarung,” kata dia.
Selanjutnya pada hari keempat
diadakan beberapa acara sekaligus mulai dari upacara pencabutan ketela di Desa
Dawuhan, jelajah desa, dan apresiasi pelajar. Ini bertujuan untuk mengenalkan keunikan
yang dimiliki Desa Wanayasa. Sedang ketela pohon yang telah dicabut kemudian
diolah untuk dijadikan ondol, makanan khas desa setempat.
Ondol bagi masyarakat
setempat memang merupakan camilan biasa yang siapa pun bisa menikmatinya, namun
makanan berbentuk bulat kecil ini akan menjadi istimewa saat dinikmati bersama masyarakat
satu desa. Sendawa mengcovernya dalam gelaran bertajuk bentang ondol sewu
meter.
“Bentang ondol sewu meter
dimulai dari pertigaan Desa Wanayasa sampai Desa Tempuran. Saking ramainya
penonton jadi kami belum memastikan panjangnya, jadi kami menyebut panjangnya
tak terhingga,” kata Ishom.
Penganan khas ini dihasilkan
dari empat kuintal ketela pohon yang diolah oleh para ondolers dan dipasang
pada seribu tusuk dari bambu. Kemudian dibentangkan oleh 660 sang pembentang
yang merupakan siswa dari beberapa sekolah di Kecamatan Wanayasa. Ishom
mengatakan sang pembentang adalah siswa dari SMP Negeri 1 Wanayasa, SMP Negeri
4 Wanayasa, MTs Ma’arif Jatilawang, MTs Muhammadiyah Wanayasa, SMK N 1
Wanayasa, dan SMK Darunnajah.
Usai bentang ondol dinikmati
seluruh masyarakat yang hadir, kemudian dilanjutkan kegiatan makan tumpeng sega
jagung bersama yang dikirim dari tujuh belas desa di Kecamatan Wanayasa.
Hadir dalam acara itu Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Staf ahli Bupati Kabupaten
Banjarnegara, Camat Wanayasa, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Banjarnegara,
Kapolsek Wanayasa, dan para kepala desa.
Hadi Supeno dalam sambutannya
mengharapkan acara kuduran budaya semacam ini dapat dilestarikan. Ia juga
berharap pada tahun 2015 mendatang acara ini masih dapat terlaksana untuk
dipromosikan ke luar kota sebagai keunggulan budaya yang dimiliki Banjarnegara.
“Selamat menikmati sega
jagung untuk seribu orang yang hadir,” ujarnya sambil ikut menikmati sajian
tumpeng sega jagung.
Pada hari yang sama juga akan
digelar malam inagurasi Kuduran Budaya, berbagi mimpi dalam tembang, puisi tari
dan dongeng di kebun budaya. Ini sekaligus malam puncak dari serangkaian acara
yang digelar. Sedang esok hari akan ditutup dengan gelaran embegan di tempat
yang sama. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar