Minggu, 28 September 2014

Kuduran Budaya Pesta Rakyate Wong Wanayasa

Ora kudu mangan sega beras
Sega jagung ya enak
Warga menyaksikan bentang ondol sewu meter

Sepenggal lagu yang dinyanyikan masyarakat Desa Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara saat peringatan Kuduran Budaya, Sabtu (27/9). Acara yang digawangi pemuda desa setempat yang tergabung dalam Sendawa (Seni Pemuda Wanayasa) ini sudah berlangsung sejak hari Minggu lalu.
Ishom Abdulloh, Ketua penyelenggara mengatakan digelarnya kegiatan ini mempunyai makna kegotongroyongan bagi masyarakat desa setempat. Karena semua acaranya melibatkan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Pada minggu (21/9) lalu yang sekaligus hari pertama Kuduran Budaya digelar turnamen voli. Hari kedua dilanjutkan gelaran pacuan kuda lumping, dan hari ketiga karnaval dengan mengangkat tema sarung untuk pelajar dan umum. Sunaryo, juri karnaval mengatakan peserta dari kategori pelajar berjumlah tiga belas kelompok dan tujuh kelompok sisanya dari masyarakat umum.
“Mereka kreatif membuat kreasi dari sarung,” kata dia.
Selanjutnya pada hari keempat diadakan beberapa acara sekaligus mulai dari upacara pencabutan ketela di Desa Dawuhan, jelajah desa, dan apresiasi pelajar. Ini bertujuan untuk mengenalkan keunikan yang dimiliki Desa Wanayasa. Sedang ketela pohon yang telah dicabut kemudian diolah untuk dijadikan ondol, makanan khas desa setempat.
Ondol bagi masyarakat setempat memang merupakan camilan biasa yang siapa pun bisa menikmatinya, namun makanan berbentuk bulat kecil ini akan menjadi istimewa saat dinikmati bersama masyarakat satu desa. Sendawa mengcovernya dalam gelaran bertajuk bentang ondol sewu meter.
“Bentang ondol sewu meter dimulai dari pertigaan Desa Wanayasa sampai Desa Tempuran. Saking ramainya penonton jadi kami belum memastikan panjangnya, jadi kami menyebut panjangnya tak terhingga,” kata Ishom.
Penganan khas ini dihasilkan dari empat kuintal ketela pohon yang diolah oleh para ondolers dan dipasang pada seribu tusuk dari bambu. Kemudian dibentangkan oleh 660 sang pembentang yang merupakan siswa dari beberapa sekolah di Kecamatan Wanayasa. Ishom mengatakan sang pembentang adalah siswa dari SMP Negeri 1 Wanayasa, SMP Negeri 4 Wanayasa, MTs Ma’arif Jatilawang, MTs Muhammadiyah Wanayasa, SMK N 1 Wanayasa, dan SMK Darunnajah.
Usai bentang ondol dinikmati seluruh masyarakat yang hadir, kemudian dilanjutkan kegiatan makan tumpeng sega jagung bersama yang dikirim dari tujuh belas desa di Kecamatan Wanayasa. Hadir dalam acara itu Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, Staf ahli Bupati Kabupaten Banjarnegara, Camat Wanayasa, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Banjarnegara, Kapolsek Wanayasa, dan para kepala desa.
Hadi Supeno dalam sambutannya mengharapkan acara kuduran budaya semacam ini dapat dilestarikan. Ia juga berharap pada tahun 2015 mendatang acara ini masih dapat terlaksana untuk dipromosikan ke luar kota sebagai keunggulan budaya yang dimiliki Banjarnegara.
“Selamat menikmati sega jagung untuk seribu orang yang hadir,” ujarnya sambil ikut menikmati sajian tumpeng sega jagung.
Pada hari yang sama juga akan digelar malam inagurasi Kuduran Budaya, berbagi mimpi dalam tembang, puisi tari dan dongeng di kebun budaya. Ini sekaligus malam puncak dari serangkaian acara yang digelar. Sedang esok hari akan ditutup dengan gelaran embegan di tempat yang sama. (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar