Di kota ini pertama kali aku menerawang dunia
21 tahun yang lalu ia masih asri, bahkan menjadi incaran para migran untuk mengadu nasib. Kalau tidak salah dulu ia dinamai Batavia.
Ia sangat berdamai dengan lingkungan, mungkin jauh sebelum aku mengenalnya
Penduduk di tempat ini ramah dan bersahabat, budayanya masih kental, dan bahasanya juga khas sehingga membuat iri negeri tetangga.
Berbagai pujian melabeli kota ini dan pada akhirnya ia menyandang gelar kota metropolitan.
Saking banyaknya pujian sehingga memancing banyak tuan yang ingin menguasainya. Bahkan dengan berbagai cara mereka lakukan. Karena semua tersedia di kota ini tanpa kecuali.
Sejak aku meninggalkannya beberapa tahun lalu, sering aku dengar persaingan di tubuhnya. Mungkin karena gejolak para tuan itu.
Katanya ia tak lagi aman, damai, dan menenteramkan. Bahkan tahun kemarin pusat pemerintahan di kota ini akan dipindahkan ke pulau tetangga. Beruntung itu hanya sekedar wacana.
Kalau memang begitu, aku tak lagi mempunyai kenangan tentang kota yang sudah lama berganti nama menjadi Jakarta.
Kini usianya tak lagi muda, sudah 485 tahun ia menyumbangkan potensi yang dikandungnya.
Semoga Jakarta masih mampu memberikan sisa hasil alam dan hasil olahan penghuninya agar negeri ini sejajar dengan dunia.
Selamat Ulangtahun Jakarta.
FN, 22 Juni 2012