Kamis, 22 November 2012

Wanita


Fitri Nurhayati
Membaca biografi tokoh pejuang wanita tentu sangat menginspirasi kita semua. Menjadi orang yang merugi apabila tidak terketuk hatinya untuk mengagumi sosok pejuang wanita yang satu ini, RA. Kartini.
Perjuangannya sungguh gigih, alhasil nikmatnya dapat dirasakan saat ini. Di tengah perkembangan zaman yang semakin kompetitif, tak sedikit kalangan yang ingat tentang sejarah sebagai wujud perjuangan menuju sukses.
Terlebih bagi kaum wanita yang telah menikmati jerih payah Kartini hingga mereka mempunyai derajat sama dengan kaum laki-laki. Tak ada lagi sekat yang membedakan antara keduanya.
Hal kecil dapat terlihat dalam aktivitas yang dilakukan para wanita saat ini. Mereka mempunyai kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakat selama masih dalam koridor norma yang berlaku dimasyarakat.
Terlihat dari gaya berpakaian dalam melakukan pekerjaan. Mereka tampil modis dengan segala aksesoris yang semakin mempercantik auranya. Wanita tidak lagi dipekerjakan di dalam rumah, mengurus anak, dengan mengenakan pakaian ala kadarnya.
Tak kalah dengan kaum pria yang bebas gaya dan sporty, kini busana wanita juga mempunyai sejuta model bahkan untuk busana muslim sekalipun. Wanita muslim dibebaskan untuk mengenakan jilbab saat melakukan pekerjaan di luar rumah.
Modelnya juga beragam, mulai dari pilihan warna, bahan, hingga harga yang semakin bersaing. Mereka kian terlihat modern dengan dandanan tren era terbaru.
Busana muslim (gamis) tidak hanya dikenakan di pesantren atau sekolah agama saja, namun di kantor pemerintahan atau tempat-tempat umum sekalipun mereka kenakan. Gamis dengan perpaduan jilbab segala model menjadi kebanggan para wanita.
Dengan banyak model inilah mereka bebas memilih sesuai dengan keinginan. Hal ini juga berpeluang bagi para pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya dalam memasarkan busana muslim.
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 67)
Saat ini bolehlah dikatakan bahwa jilbab dan pakaian muslim telah mentradisi menjadi budaya bangsa. Bisa mempercantik setiap penampilan wanita, menjadi ladang bisnis, memakmurkan pengusaha dan para pekerjanya.
Apabila menilik kembali gaya busana pada tahun 1980an, saat itu pakaian wanita masih sederhana dan hanya sebatas menutup badan saja. Tidak mengandung nilai estetika di dalamnya.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman yang dimiliki masyarakat Indonesia. Kekuasaan yang didominasi oleh bangsa asing membatasi ruang gerak para wanita. Tak hanya itu, penguasa yang mempunyai kebijakan pun membatasi gaya busana muslim beredar di masyarakat.
Pada saat itu tradisi keagamaan begitu diawasi, dicurigai, dan dikekang. Pakaian muslim dan jilbab tidak boleh dikenakan di sekolah, namun rok dan baju mini bebas dipakai di mana pun berada.
Penguasa saat itu berhasil mengisi jabatan penting sehingga dengan mudah membuat aturan yang membatasi kebebasan menjalankan hukum-hukum islam. Waktu itu tokoh pergerakan islam ditangkapi dan dibui. Para jilbaber diteror, direkayasa, diimagekan buruk dengan isu-isu miring seperti adanya kasus jilbab pencopet.
Masyarakat islam yang masih awam dibuat phobia terhadap agamanya sendiri. Kalangan yang kuat semakin berkuasa dan yang lemah semakin tertindas. Korupsi merajalela hampir di semua instansi pemerintahan. Kemaksiatan pun terus mengalami kemajuan.
Pelacuran menjadi hal biasa yang dilindungi oleh becking-becking kekuasaan. Film-film cabul diputar dibioskop seluruh penjuru tanah air. Semua itu diperbolehkan karena keberadaan mereka membawa keuntungan untuk pemasukan negara.
Muslimah berjilbab saat itu dilarang bekerja di kantor pemerintahan. Namun bersyukurlah saat ini keadaan sudah semakin membaik. Setidaknya  beberapa koruptor telah tertangkap. Tokoh agama semakin terpandang dengan penyampaian menggunakan metode dakwah yang bervariasi.
Kehidupan beragam pun sudah semakin dihormati. Semoga selanjutnya bisa menjadi tradisi dalam hidup berbangsa. Semua perubahan yang diraih Indonesia saat ini tidak terlepas dari peranan wanita di dalamnya. Mereka berperan serta dalam memperbaiki moral bangsa.
Terbukti tak sedikit kaum wanita yang masuk dalam jajaran pemerintahan, membuat kebijakan yang adil demi kelangsungan hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Wanita mempunyai kebebasan dalam melakukan pekerjaan di luar rumah. Bahkan banyak pula dari mereka yang menjadi tulang punggung keluarga sebagai perwujudan dalam membantu kaum laki-laki.
Penampilan wanita juga semakin rapi dan sedap dipandang mata. Menjadikan mereka lebih dihormati dan bersahaja saat tampil di tengah publik. Meski dengan busana muslim yang modis para wanita tetap mempertahankan aturan syar’i.
Tak hanya penampilan, gagasan brilliant juga bermunculan untuk memberikan rekomendasi demi perubahan bangsa yang progresif. Pola pikirnya tak lagi kolot namun menginsprasi bagi sesama, bahkan terhadap lawan jenisnya sekalipun. Meski demikian kaum ini juga tak melupakan kodratnya ketika kembali kepada keluarga.
Kehidupan wanita muslim semacam ini merupakan bentuk nikmat  yang diperuntukkan bagi Indonesia dengan perantara kaum wanita. Mereka adalah satu dari ratusan bahkan ribuan jalan untuk menuju nikmat Alloh SWT. Tinggal bagaimana masyarakat Indonesia mensyukuri nikmat yang sering tidak disadari.
Hidup memang tidak selalu indah, langit pun tidak selalu cerah, dan malam juga kadang suram karena tak berbintang. Begitulah lukisan alam, begitulah aturan Alloh SWT sebagai wujud nikmat yang harus disyukuri.
Kehadiran wanita muslim akan memberi dampak positif bagi perkembangan suatu bangsa. Ada pepatah yang mengatakan apabila dalam suatu negara terdapat wanita baik maka akan menjadi baik pula negara itu, begitu juga sebaliknya.
Saat Indonesia mendapati berjuta masalah, sejatinya itu merupakan sebagian kecil nikmat Alloh yang berwujud cobaan. Ini menjadi pelajaran bagi umat manusia untuk selalu ingat kepadaNya.
Bersyukurlah dan yakin bahwa Alloh sedang mempersiapkan bangsa ini menjadi teladan bangsa yang lain. Para wanita muslim sedang dipersiapkan menjadi sosok yang berani dan tegar untuk mencerahkan Indonesia.
Tokoh Kartini merupakan potret wanita Indonesia yang ikut andil dalam melakukan perubahan yang progresif. Ia telah memberi berbagai landasan untuk pembangunan.
Sosoknya mampu memperjuangkan kaum wanita agar mendapat hak yang sama dan sederajat dengan laki-laki. Kartini memperjuangkan pendidikan kaum wanita yang menjadi martir untuk menjunjung harkat dan martabat kaumnya.

2 komentar:

  1. Baru pertama berkunjung ke blog ini dan langsung suka.

    Sosok wanita tak hanya menguatkan di saat pria lemah, namun juga sebagai motivator di saat pria terpuruk. Wanita juga kadang menjadi pundak saat pria kelelahan atau menangis. Dan wanita yang pasti menjadi sosok inspirational dan bahan penyemangat bagi seorang pria.

    Itulah hebatnya seorang wanita, dibalik sosoknya yang lembut, mereka menyimpan kekuatan besar. Wanita bisa meneduhkan dibalik senyumannya, wanita bisa menenangkan dibalik tutur lembutnya, dan bisa menaklukkan dibalik sentuhannya.

    Ada ungkapan, "Ada Wanita Hebat Dibalik Kesuksesan Seorang Pria"...Betapapun hebatnya Bung Karno dalam memimpin jalannya Revolusi Indonesia pada waktu itu, tanpa adanya dukungan moral dari Ibu Negara Fatmawati mungkin Revolusi Indonesia akan mandeg di tengah jalan.


    Maju dan terus berkarya wanita Indonesia, peranan apapun Ibu Pertiwi membutuhan sumbangsih dari Wanita Indonesia


    Salam Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta


    BalasHapus
  2. Terimakasih atas kunjungannya. Salam ^_^

    BalasHapus