Kamis, 23 Agustus 2012

Balon Raksasa Jadi Media Pemersatu Warga

Keramaian Gelora Kertiyasa Wanayasa saat penerbangan balon raksasa

BALON raksasa terbang melesat dengan leluasa menuju langit biru yang polos dan menyejukkan. Terlihat seperti lukisan indah karena pemandangan ini juga didukung dengan nuansa pegunungan nan alami. Background yang melatarinya merupakan gundukan tanah yang menjulang tinggi dikelilingi deretan pegunungan dengan pepohonan yang subur.
Gambaran alam ini pula yang mewakilkan kemakmuran tanah yang sudah termasuk dalam dataran tinggi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Tepatnya di telatah Gelora Kertiyasa, Wanayasa keindahan alam ini disaksikan oleh ratusan warga yang tak ingin melewatkan tontonan balon raksasa, Minggu (19/8).
Acara semacam ini menjadi ritual tahunan yang dilaksanakan setelah melakukan salat Idul Fitri bersama.
Meski dilakukan setiap tahun namun acara ini tidaklah menjadi kepercayaan mistik namun menjadi media untuk menjalin silaturahmi bagi warga yang jarang bersua.
Dengan sendirinya acara penerbangan balon raksasa akan memersatukan warga yang sebelumnya berpencar karena berdomisili di beberapa daerah yang berbeda. Ada yang merantau ke desa tetangga, kota tetangga, atau bahkan negara tetangga.
Lebaran Idul Fitri 1433 Hijriah menjadi momentum bersejarah yang ceritanya patut untuk dideskripsikan dengan rapi dan diarsipkan dalam setumpuk kenangan agar dapat diceritakan di kemudian hari. 
Di desa ini terdapat delapan RT dan setiap masing-masing membuat balon yang didesain dengan keunikan tersendiri. Desain ini menjadi ciri khas yang membedakan kreativitas kelompoknya dengan kelompok lain.
Seolah menjadi tontonan wajib yang sesaat menggetarkan jagat Wanayasa yang letaknya tepat kaki Gunung Rogojembangan.
Saking asyiknya memamerkan karya bersama, bahkan ada beberapa RT yang membuat dua balon untuk diterbangkan secara bergantian.                                     
Sembari menunggu api menyala sebagai tenaga untuk menerbangkan balon, para ibu terlihat asyik memersiapkan gelaran makan tumpeng bersama. Sehingga setelah balon diterbangkan, warga bisa langsung menikmati hidangan dengan lahap.
Bukan jenis makanan yang memberikan kenikmatan namun kerukunan antar warga yang menciptakan rasa kebersamaan. Tak perlu menghabiskan banyak biaya untuk menjalin silaturahim, memersatukan warga, namun cukup dengan balon sederhana berbahan dasar plastik yang ditambal sulam agar berukuran raksasa dan mudah untuk diterbangkan. Dan meninggalkan sejuta kenangan di gelora bumi ini. (fitri nurhayati)
                                                          

                                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar