Yang
tidak menyenangkan dari berwisata adalah perjalanan panjang dan melelahkan. Tak
jarang orang memilih berdiam diri di rumah ketimbang harus menghabiskan waktu
dan tenaga untuk mengisi waktu libur. Tapi siapa yang akan menolak kalau ada
kesempatan berlibur ke Bali secara gratis. Tentu semuanya akan berkata, ayo
liburan!
Jalan tol Mandara, menghubungkan Benoa, Ngurah Rai, dan Nusa Dua. Sumber: ayomudik.pu.go.id |
Wisata
ke Bali kali ini menjadi penutup akhir tahun 2015 bagi saya. Harus ada catatan
yang tergores di buku saya. Salah satunya adalah perkembangan kota yang
ada di Pulau Dewata. Beberapa orang sangat familiar dengan objek wisata di
Bali, karena orientasi mereka memang untuk berwisata. Namun jarang yang mengetahui
perkembangan kota di daerah yang mereka kunjungi.
Akses
jalan di bagian selatan pulau ini telah berkembang pesat. Perkembangan ini didukung
oleh adanya objek wisata, pun demikian dengan pemerintah yang memberi dukungan
penuh. Tahun 2013 telah diresmikan jalan tol pertama di Bali yang menghubungkan
Benoa, Ngurah Rai, dan Nusa Dua. Dikenal dengan Jalan Tol Bali Mandara.
Jalan
bebas macet ini juga menjadi jalan tol terapung pertama di Indonesia.
Membentang sepanjang 12,7 km di atas laut dengan ribuan beton penyangga di
bawahnya. Dari jauh nampak seperti kaki seribu yang sedang merambat. Lintasan kendaraan
pun dipisahkan. Jalur sepeda motor berada di ruas sisi kiri dan kanan jalan,
sedang kendaraan roda empat atau lebih ada di ruas tengah. Panjang jalan tol
ini hampir sama dengan Penang Bridge di Malaysia yang panjangnya mencapai 13,5
km, atau seperti Union Bridge sepanjang 12,9 km di Kanada seperti di lansir
dari balipedia.id..
Bli
Sanding, Tour Leader bus kami menjelaskan tentang keunikan-keunikan yang
dimiliki Tol Mandara. Ia mengatakan, jalan ini adalah buatan anak negeri, seratus
persen tanpa campur tangan asing. Konstuksinya dibuat oleh konsorsium BUMN dan
BUMD Bali. Pun dengan dana yang dihabiskan hanya 2,4 triliun dari pembiayaan
sindikasi bank BUMN dan Jasa Marga. Tidak melibatkan dana APBN sama sekali.
Sangat mandiri bukan? Material dan teknologi yang digunakan juga seluruhnya
merupakan karya anak bangsa.
Lagi-lagi
Bli Sanding membuat saya semakin tertarik untuk mendengarkan ceritanya. Cerita
tentang pembangunan Tol Mandara yang hanya membutuhkan waktu satu tahun. Dalam
satu bulan ditargetkan selesai pengerjaan jalan sepanjang satu kilometer.
Target itu terlaksana dengan mulus. Saya membayangkan dalam pembangunan ini
tidak ada kata mangkrak sama sekali. Kalau saja seluruh pembangunan jalan di Indonesia
seperti Mandara, tentu akses akan mengalami pemerataan.
Pengerjaan
jalan tol ini dimulai bulan Maret 2012 dan selesai sekitar bulan Mei 2013.
Terhitung cepat untuk pengerjaan tol di atas laut. Tak banyak lahan yang harus
dibebaskan, karena sebagian besar tol ini menggantung di atas laut. Hanya saja
ada beberapa lahan mangrove yang tergerus pada saat konstruksi. Namun
reklamasinya segera dilakukan dengan menanam kembali 16 ribu pohon mangrove
setelah konstruksi selesai.
Para
wisatawan tak perlu khawatir dengan perjalanan panjang menuju Nusa Dua. Dari
Bandara Ngurah Rai cukup ditempuh dalam waktu 15 menit, efisiensi waktu dari
yang tadinya 45 menit. Bali semakin berkembang pesat dengan objek wisata yang
dikelola dengan baik dari didukung infrastruktur yang baik pula. (*)
oleh Fitri
Nurhayati
::
Catatan wisata budaya PPG SM-3T UNY 2015 ke Bali, 5-9 Desember 2015. Berlibur
sambil reportase untuk konsumsi pribadi sungguh menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar