Senin, 02 Januari 2012

Kaum Komunal Intelektual

Mahasiswa adalah kelompok intelektual yang berada pada posisi edukasional sehingga mampu membawa perubahan progresif dalam masyarakat. Sebagai agent of change, yang menggelitik pemikiran kita adalah perubahan apa yang akan di lakukan, bagaimana caranya, dengan siapa, dimana dan kapan perubahan itu akan dilakukan, entah sampai kapan limitnya. Kampus ibarat medan kecil bagi mahasiswa untuk melakukan perang pemikiran, perang idiologi bahkan sampai perang fisik. Sejarah telah mencatat, gerakan mahasiswa dimulai tahun 1908. Sepak terjang mahasiswa telah terbukti mampu menggoyahkan kelompok yang secara arogan membuat kebijakan-kebijakan elit.
                Mahasiswa adalah pemuda, dimana daya kritis dan ideologis menguasai jalan pikirannya. Mudah meledak, ibarat granat bila sedikit saja tersentuh. Dan mudah melunak ketika melihat realitas yang jauh dari idealisnya. Kebebasan yang ada pada dirinya terkadang membuat jalan pemikirannya terpancing emosi dengan serta merta. Rasa tanggung jawab seharusnya berjalan beriringan dalam menggiring perubahan. Sehingga kebebasan tersebut bermakna kebebasan yang bertanggung jawab. 
Idealnya kaum intelektual ini bekerja dengan berdasar pada logika, dan retorika, bukan dengan fisik yang selama ini masih sering dijumpai disekeliling kita. Mahasiswa bukanlah golongan komunal robotik yang bekerja atas dasar otot atau fisik semata tanpa mempertimbangkan etika dan nalarnya. Jalanan telah menjadi lahan garap mahasiswa, baik dengan massa ribuan hingga segelintiran. Dari isu internasional, nasional, sampai isu internal kampus. Dan sekarang sepertinya gerakan mahasiswa menjadi hablur dengan anarkisme mahasiswa yang lebih memperjuangkan kepentingan golongan masing-masing.
                Berfikir dan berjuang, itu yang menjadi senjata dalam berkontribusi terhadap negara. Berfikir untuk melihat realitas yang ada dan bagaimana seharusnya. Mencoba menerawang lintasan negara, kemana arahnya. Karena muatan dari negara ini adalah jutaan rakyat indonesia yang beragam, yang menumpukkan nasibnya pada pemegang lintasan itu. Berjuang demi menegakkan kebenaran dan keadilan agar kesejahteraan rakyat terpenuhi. Semua itu dapat terealisasi dengan gerakan mahasiswa yang berproses secara ilmiah, bukan dengan otot semata. Kegiatan diskusi dan aksi damai yang dilakukan  dengan golongan yang berbeda akan mengembalikan arah gerak mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar