Ruang lingkup geografi sangat
luas. Rung lingkup yang sangat luas itu mencakup materi pokok dan masalah yang
dikajinya. Pada ilmu geografi, dalam melakukan pendekatan sekurang-kurangnya
harus melakukan dua hal pendekatan yaitu yang berlaku pada sistem keruangan dan
yang berlaku pada sistem ekologi atau ekosistem. Untuk mengkaji perkembangan
atau dinamika suatu fenomena atau masalah, seorang geograf harus pula
menggunakan pendekatan lainnya.
Para ilmuan geograf telah
mengembangkan 3 pendekatan utama. Pendekatan ini, banyak diikuti oleh
geografiwan dunia. Adapun pendekatannya adalah pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, pendekatan kewilayahan.
Pendekatan merupakan suatu
konsep dasar dalam mengkaji masalah yang berkaitan dengan objek material
geografi. Menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 12-24), ada tiga
pendekatan dalam geografi yaitu :
Pendekatan
keruangan
Pendekatan keruangan (spatial approach) adalah suatu metode
analisis untuk mempelajari eksistensi ruang (space)
sebagai wadah mengakomodasi kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena
geosfer. Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas geografi,
pada pelaksanaannya, pendekatan keruangan harus tetap berdasarkan
prinsip-prinsip yang berlaku yakni prinsip persebaran, interelasi dan
deskripsi. Pendekatan ini mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat- sifat
penting. Dalam analisa keruangan ini yang harus diperhatikan adalah penyebaran
penggunaan ruang yang ada, dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk
berbagai kegunaan yang dirancangkan. Dalam analisa keruangan ini dapat
dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik (point data) dan
data bidang (areal data). Data titik digolongkan menjadi data ketinggian
tempat, data sampel batuan, data sampel tanah dan sebagainya. Data bidang
digolongkan menjadi data luas hutan, data luas daerah pertanian, data luas
padang alang-alang, dan sebagainya.
Analisis
suatu masalah menggunakan pendekatan ini dapat dilakukan dengan pertanyaan 5W+1H seperti berikut ini :
a.
Pertanyaan What (apa), untuk mengetahui jenis fenomena alam
yang terjadi.
b.
Pertanyaan When (kapan), untuk mengetahui waktu terjadinya
fenomena alam.
c.
Pertanyaan Where (di mana), untuk mengetahui tempat fenomena
alam berlangsung.
d.
Pertanyaan Why (mengapa), untuk mengetahui penyebab
terjadinya fenomena alam.
e.
Pertanyaan Who (siapa), untuk mengetahui subjek atau pelaku
yang menyebabkan terjadinya fenomena alam.
f.
Pertanyaan How (bagaimana), untuk mengetahui proses
terjadinya fenomena alam
Contoh: penggunaan pendekatan keruangan misalnya di daerah kita ada
perencanaan pernbukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru. Maka yang harus
kita perhatikan adalah segala aspek yang berkorelasi terhadap wilayah yang akan
digunakan tersebut.
Pendekatan kelingkungan (Ecological Approach)
Pendekatan kelingkungan (ekologi) merupakan metodologi untuk
mendekati, menelaah dan menganalisis suatu gejala atau masalah geografi
mengenai hubungan manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungannya. Contoh
: Daerah Jakarta banjir karena hutan di
daerah Bogor/puncak terjadi penggundulan hutan.
Oleh karena itu untuk
mempelajari ekologi seseorang harus mempelajari organisme hidup, seperti
manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungannnya seperti hidrosfer, litosfer,
dan atmosfer. Selain itu organisme hidup dapat pula mengadakan interaksi dengan
organisme hidup yang lain.
Kata ekologi berasal dari
kata Yunani eco yang berarti rumah atau rumah-tangga yang
diperuntukan sebagai suatu keluarga yang hidup bersama dan saling mengadakan
interaksi di antara anggota keluarga tersebut. Manusia merupakan suatu komponen
dalam organism hidup yang penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu
timbul pengertian ekologi dimana dipelajari interaksi antar manusia dan
antara manusia dengan lingkungannya. Jadi dalam pendekatan ekologi ini manusia
tidak hanya tertarik kepada tanggapan dan penyesuaian terhadap lingkungan
fisikalnya tetapi juga tertarik kepada interaksinya dengan manusia lain yaitu
ruang sosialnya.
Contoh interaksi makhluk hidup dengan
lingkungan:
-
Manusia memerlukan
lahan untuk pertanian, begitupun lahan memerlukan manusia dalam hal pemberian
pupuk untuk kesuburan tanah.
Pendekatan Ekologi ada 2 macam analisis :
1)
Analisis perilaku manusia terhadap lingkungan (human
behaviour-environment analisys)
Fokus dari analisis tema ini adalah perilaku manusia baik perilaku sosial,
perilaku ekonomi, perilaku kultural, dan bahkan perilaku politik yang dilakukan
oleh sesorang atau komunitas tertentu. Contoh
analisis: Penambangan liar
Beberapa tahun
terakhir, penambangan liar sangat marak di Kalimantan Selatan. Hal ini terjadi
karena kurangnya perhatian dari pemerintah, minimnya pengetahuan masyarakat,
kondisi ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan sehingga mereka mudah
terbuai janji-janji manis para investor penambang liar, dan adanya oknum-oknum
tertentu di balik kegiatan penambangan liar tersebut. Prosesnya terbilang
mudah, masyarakat hanya perlu menyerahkan lahannya untuk digali, setelah
penggalian selesai lahan tersebut dikembalikan dan masyarakat mendapat uang
ganti atas bahan yang telah diambil dari lahannya tersebut. Akan tetapi dampak
yang dihasilkan sangat besar, lubang-lubang bekas galian tambang dibiarkan
begitu saja, menjadi sumber berkembangnya penyakit dan menjadi lahan kritis.
Hal ini tentu pada akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri. Disini,
pemerintah sebagai pihak yang berwenang seharusnya dapat lebih mengawasi
kegiatan penambangan di wilayahnya. Selain itu juga harus memberikan pengertian
kepada masyarakat tentang betapa merugikannya bekerjasama dengan para penambang
liar serta memberantas para oknum yang berada dibalik penambangan liar itu
sendiri.
2) Analisis aktivitas manusia terhadap lingkungan (human
activity/performance-environment nalysis)
Fokus dari
analisis tema ini menekankan pada keterkaitan antara aktivitas manusia dengan
lingkungannya. Kegiatan manusia ini terkait dengan tindakan manusia dalam
menyelenggarakan kehidupannya, misalnya : kegiatan pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, pertambangan, pembangunan perumahan, transportasi, dan
lain sebagainya. Contoh analisis : Perkebunan kelapa sawit
Wilayah di
Kalimantan Selatan terbilang cukup luas, tetapi perkebunan kelapa sawit yang
berkembang pesat bisa dikatakan hanya di daerah Tanah Laut. Hal ini mungkin
dikarenakan kondisi tanah dan iklim Tanah Laut yang cocok untuk usaha
perkebunan kelapa sawit. Selain itu perhatian pemerintah daerahnya yang cukup
pada bidang ini menyebabkan banyak investor dan masyarakat yang berminat untuk
menanam kelapa sawit.
Pendekatan Kewilayahan (Regional Complex Approach)
Pendekatan Kewilayahan adalah
kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Pada analisa sedemikian
ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dengan pengertian areal
differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar Organisme hidup
Lingkungan wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda
dengan wilayah lain, oleh karena terdapat permintaan dan penawaran antar
wilayah tersebut. Pada analisa sedemikian diperhatikan pula mengenai penyebaran
fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antar variabel
manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisa
ekologi).
Pendekatan komplek kewilayahan ini mengkaji
bahwa fenomena geografi yang terjadi di setiap wilayah berbeda-beda, sehingga
perbedaan ini membentuk karakteristik wilayah. Perbedaan inilah yang
mengakibatkan adanya interaksi suatu wilayah dengan wilayah lain untuk saling
memenuhi kebutuhannya. semakin tinggi perbedaannya maka interaksi dengan
wilayah lainnya semakin tinggi.
Contoh :
- Fenomena urbanisasi di
berbagai kota besar tidak terkontrol. Urbanisasi meyebebabkan perbedaan jumlah
penduduk pada beberapa wilayah. Pergerakan barang cenderung terjadi di tempat
yang jumlah penduduknya banyak. Sehingga mereka yang berada di wilayah yang
penduduknya sedikit, harus saling berinteraksi dengan wilayah yang penduduknya
banyak, untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Untuk mengatasi banjir
di Jakarta, Pemda DKI bekerjasama dengan Pemda daerah sekitarnya (Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi) untuk memperbaiki DAS dan menggalakkan penghijauan
- Pembangunan permukiman
di wilayah perbukitan dan dataran rendah memerlukan kajian karakteristik
tiap-tiap wilayah. Untuk mendapatkan perencanaan kawasan yang tepat, diperlukan
pendekatan kompleks wilayah.