Di pinggir jalan mendekati area lampu merah, beberapa anak usia SD
melawan terik matahari yang menyengat. Tidak mengindahkan kulit yang terbakar
atau petir yang menyambar saat hujan. Langkah mereka mendekat ke setiap
kendaraan yang berhenti saat lampu merah menyala, lalu menengadahkan tangan
atau terkadang ada yang menyodorkan gelas plastik sisa minuman ringan.
Berulang-ulang dan bertahun-tahun dilakukan, meski mereka tahu kegiatan ini tak
akan menjadikannya miliuner dan dihormati banyak orang. Namun hidup harus terus
berjalan dan perut harus diisi dengan makanan. Dengan mengerahkan segala upaya,
bisa dipastikan kalau penghasilannya dalam sehari hanya cukup untuk
mengenyangkan perut saja.
Kamis, 29 Mei 2014
Rabu, 21 Mei 2014
Meraih Kelulusan 100 Persen dalam UN 2014
Guru dan siswa SMAKER Riung |
Kepala Sekolah SMA S Kejora Riung, Ragut Adrianus, S.Pd
mengatakan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan
dalam UN 2014. Terbukti dengan nilai yang dihasilkan terbilang cukup memuaskan.
Dengan nilai tertinggi tingkat sekolah untuk mata pelajaran sastra dalam
program Bahasa dengan nilai 9,25 atas nama Firman A. LAba. Peringkat dua dengan
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai 8,60 dari IPA atas nama Anastasia
Kio, dan nilai 7,40 untuk mata pelajaran Sosiologi dari IPS atas nama Fersia
Tua.
“Kami sudah berusaha maksimal untuk mendapatkan hasil yang
terbaik sehingga siswa kami tidak ada yang tertinggal atu pun. Kesuksesan ini
masih sama dengan tahun sebelumnya karena siswa kami juga lulus 100 persen,” kata Ragut saat mengumumkan hasil UN 2014
bersama orangtua siswa pada hari yang sama.
Banyak usaha yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan capaian sukses pada ujian nasional. Diantaranya dengan
mengadakan les tambahan pada sore dan malam hari. Semua siswa diwajibkan
tinggal diasrama sejak semester lima dengan tujuan pola belajar mereka dapat
terpantau dengan baik. Sedang guru mata pelajaran mengedril dengan kumpulan
soal latihan dari UN sebelumnya atau sumber-sumber lain.
Ragut mengatakan, agar semua siswa jangan berpuas diri dengan
hasil yang telah didapat karena nilai UN hanyalah semua capaian kecil dari
usaha yang telah diperjuangkan siswa selama ini. Pendidikan yang terpenting
bukan dilihat dari hasil memuaskan, namun dari proses panjang yang telah
dilalui. Dengan begitu Ragut, mengharap dukungan dari berbagai pihak seperti
orangtua, masyarakat, dan pemerintah setempat untuk terus memotivasi siswa
meraih pendidikan yang lebih tinggi.
“Kalau sudah lulus SMA jangan berhenti sampai disitu saja,
tapi harus melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan yang baik akan
menjadi bekal siswa untuk masa depan,” ujar Ragut. (*)
Selasa, 13 Mei 2014
SM-3T Gelar Ngada Edu-Culture Fair 2014
Tari Dero asli Langa, NTT dalam Ngada Edu-Culture Fair 2014 |
NGADA, Kekhasan
daerah menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia untuk dikenal dunia luar.
Terlebih dengan keanekaragaman yang dimiliki negara kepulauan ini, seharusnya
menjadi media pemersatu bangsa. Dari latar belakang ini guru Sarjana Mendidik
Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertingal (SM-3T) Kabupaten Ngada, NTT menggelar event
bertajuk Ngada Edu-Culture Fair 2014, Sabtu (10/5).
Bertempat di
Lapangan Kartini Kota Bajawa, event ini melibatkan seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Ngada. Sukirjo, Humas dan Kemahasiswaan UNY yang turut hadir
mengatakan Event merupakan satu bentuk aplikasi dari pos pemberdayaan
masyarakat yang menjadi program SM-3T angkatan III.
Langganan:
Postingan (Atom)