Kamis, 11 Oktober 2012

Alam Mendengar

Pada jiwa kerdil membekas sinar malam pada setiap purnama yang singgah,
kala itu tak segurat pun awan hitam mampu menghalangi pendarnya.
Pada bias biru sang laut teretas segala gulana, 

cinta yang tak pernah bertepi karena kedalaman samudera mengikis hati, 
ada pula sakit yang terantuk hingga pandang tanpa batas.
Biarkan semesta memeluk dengan bingkainya yang nyata, kendati fana, 

lukisan itu akan tetap tergambar di dasar yang paling.
Biar gelombang melahap setiap gores, 
tapi ingatan kita takkan pernah tersapu badai sekalipun.
Apabila awan mempunyai kebebasan,
akulah yang akan ada di garda depan untuk meminta agar hujan turun setiap waktu, 
agar ia mampu menantang matahari, agar kau akan terus tersakiti.
Tidak akan ada ikhlas untuk saling mendoakan, 
sekalipun diizinkan tapi dunia tak akan tunduk dengan kemunafikan.
Alam pun mendengar kemudian akan mengamini, 
karena mereka menjadi saksi setiap dosa yang tersirat dan terbungkus dengan rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar