Senin, 13 Juli 2015

Kunci Sukses Transfer Ilmu Pengetahuan


Judul buku
:
Menjadi Guru Profesional (Disertai Bimbingan Menjadi Pelatih Andal)
Penulis
:
Muhammad Asri Amin
Penerbit
:
Nuansa Cendekia
Tahun terbit
:
Cetakan 1, April 2013
Tebal buku
:
216 halaman
ISBN
:
978-602-7768-04-8



Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tak terlepas dari alat bantu atau media pembelajaran. Meski bermunculan berbagai macam media pembelajaran yang modern namun papan tulis masih tetap menduduki peranan penting dan belum tergantikan. Banyaknya jenis alat bantu mengajar ini memang memudahkan guru dalam mentrasfer ilmu, namun seperti apa media yang terbaik?
Buku ini memberi pedoman bagi para guru maupun trainer pendidikan untuk memanfaatkan alat bantu mengajar dengan maksimal. Alat bantu ini termasuk dalam ruang belajar sebagai sarana yang tepat, efektif, dan benar-benar mampu menghasilkan target secara maksimal. Penulis menjelaskan beragam jenis alat bantu mengajar mulai dari penggunaannya, kelebihan dan kekurangan, pemilihan yang terbaik sesuai dengan jenis materi yang akan diajarkan oleh guru.
Beberapa alat bantu mengajar memang terbilang kuno, namun bukan itu yang menjadi pokok bahasan. Karena semua alat bantu mengajar tergolong baik sesuai dengan pemanfaatannya masing-masing. Tinggal bagaimana penggunaannya sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas.
Ketersediaan alat-alat itu dipandang sebagai modal untuk kesuksesan pendidikan. Buku ini membahas secara rinci mengenai penggunaan alat-alat seperti papan tulis, flip chart dan flash cards, obyek nyata, makalah atau handout, overhead projector, slide, video dan kamera.
Penulis berusaha untuk memberi masukan kepada para pelatih dan pengajar profesional dalam memilih dan menggunakan beberapa alat bantu atau bahan-bahan yang akan dipakai untuk mengajar. Selain berfungsi sebagai alat bantu, media ini juga berfungsi sebagai pengantar untuk menyalurkan pesan-pesan dari guru kepada muridnya.
Buku ini mempunyai kelebihan tidak hanya menyajikan wacana atau konsep media pembelajaran saja, namun membicarakan wilayah praktis pembelajaran dengan tujuan memaksimalkan penggunaan alat-alat bantu modern. Penulis menyajikannya dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga buku ini dapat dijadikan pedoman bagi para trainer di pendidikan non formal, guru SD, hingga dosen di perguruan tinggi. Penulis juga melengkapi buku ini dengan penjelasan berupa bimbingan menjadi guru atau trainer andal.

Namun yang menjadi kelemahan adalah buku ini tidak menyajikan macam-macam alat bantu mengajar konvensional yang dapat menjadi alternatif media modern. Bisa jadi suatu ketika media modern yang sudah direncakan sebelum proses pembelajaran mengalami hambatan. Buku ini hanya menyajikan permasalahan yang kemungkinan akan terjadi, namun tidak menyajikan solusi atau pengganti media secara sederhana (konvensional). Mengingat alat bantu modern sangat bergantung pada beberapa penunjang seperti ketersediaan aliran listrik, jaringan internet, dan perangkat keras. Apabila satu alat penunjang tidak tersedia maka media modern tersebut tidak dapat digunakan. Untuk itulah diperlukan pengetahuan tentang pemanfaatan media konvensional. (*)

Jumat, 10 Juli 2015

Persaingan Tenaga Pendidik Dalam Pasar Bebas

Mahasiswa PPG SM-3T Geografi UNY 
Baru kali ini sepanjang sejarah, Indonesia menerapkan dua kurikulum dalam waktu yang bersamaan. Meski dengan alasan logis, bahwa ada perbedaan kesiapan di beberapa sekolah, namun hal ini terkesan rancu. Kurikulum 2013 (K13) dirancang istimewa seolah diperuntukkan bagi kalangan istimewa pula. Adalah mereka yang sudah dianggap siap dengan tantangan zaman yang menerapkan K13. Sedang Kurikulum 2006 diperuntukkan bagi sekolah dengan kalangan ‘lama’ yang notabene belum siap dengan perubahan.