Kamis, 29 Mei 2014

Berpindah dari Zona Nyaman untuk Pemerataan Penduduk

Di pinggir jalan mendekati area lampu merah, beberapa anak usia SD melawan terik matahari yang menyengat. Tidak mengindahkan kulit yang terbakar atau petir yang menyambar saat hujan. Langkah mereka mendekat ke setiap kendaraan yang berhenti saat lampu merah menyala, lalu menengadahkan tangan atau terkadang ada yang menyodorkan gelas plastik sisa minuman ringan. Berulang-ulang dan bertahun-tahun dilakukan, meski mereka tahu kegiatan ini tak akan menjadikannya miliuner dan dihormati banyak orang. Namun hidup harus terus berjalan dan perut harus diisi dengan makanan. Dengan mengerahkan segala upaya, bisa dipastikan kalau penghasilannya dalam sehari hanya cukup untuk mengenyangkan perut saja.

Rabu, 21 Mei 2014

Meraih Kelulusan 100 Persen dalam UN 2014

Guru dan siswa SMAKER Riung
EUFORIA pengumuman hasil ujian nasional dirasakan keluarga besar SMA S Kejora Riung, NTT, Selasa (20/5). Dari 60 peserta yang mengikuti UN seluruhnya dinyatakan lulus setelah mengikuti UN pada 14-16 April 2014 lalu. Meliputi 9 peserta dari program Bahasa, 11 peserta dari program IPA, dan 40 peserta dari program IPS.
Kepala Sekolah SMA S Kejora Riung, Ragut Adrianus, S.Pd mengatakan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk meraih kesuksesan dalam UN 2014. Terbukti dengan nilai yang dihasilkan terbilang cukup memuaskan. Dengan nilai tertinggi tingkat sekolah untuk mata pelajaran sastra dalam program Bahasa dengan nilai 9,25 atas nama Firman A. LAba. Peringkat dua dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai 8,60 dari IPA atas nama Anastasia Kio, dan nilai 7,40 untuk mata pelajaran Sosiologi dari IPS atas nama Fersia Tua.
“Kami sudah berusaha maksimal untuk mendapatkan hasil yang terbaik sehingga siswa kami tidak ada yang tertinggal atu pun. Kesuksesan ini masih sama dengan tahun sebelumnya karena siswa kami juga lulus 100 persen,”  kata Ragut saat mengumumkan hasil UN 2014 bersama orangtua siswa pada hari yang sama.
Banyak usaha yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan capaian sukses pada ujian nasional. Diantaranya dengan mengadakan les tambahan pada sore dan malam hari. Semua siswa diwajibkan tinggal diasrama sejak semester lima dengan tujuan pola belajar mereka dapat terpantau dengan baik. Sedang guru mata pelajaran mengedril dengan kumpulan soal latihan dari UN sebelumnya atau sumber-sumber lain.
Ragut mengatakan, agar semua siswa jangan berpuas diri dengan hasil yang telah didapat karena nilai UN hanyalah semua capaian kecil dari usaha yang telah diperjuangkan siswa selama ini. Pendidikan yang terpenting bukan dilihat dari hasil memuaskan, namun dari proses panjang yang telah dilalui. Dengan begitu Ragut, mengharap dukungan dari berbagai pihak seperti orangtua, masyarakat, dan pemerintah setempat untuk terus memotivasi siswa meraih pendidikan yang lebih tinggi.

“Kalau sudah lulus SMA jangan berhenti sampai disitu saja, tapi harus melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan yang baik akan menjadi bekal siswa untuk masa depan,” ujar Ragut. (*) 

Selasa, 13 Mei 2014

SM-3T Gelar Ngada Edu-Culture Fair 2014

Tari Dero asli Langa, NTT dalam Ngada Edu-Culture Fair 2014
NGADA, Kekhasan daerah menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia untuk dikenal dunia luar. Terlebih dengan keanekaragaman yang dimiliki negara kepulauan ini, seharusnya menjadi media pemersatu bangsa. Dari latar belakang ini guru Sarjana Mendidik Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertingal (SM-3T) Kabupaten Ngada, NTT menggelar event bertajuk Ngada Edu-Culture Fair 2014, Sabtu (10/5).
Bertempat di Lapangan Kartini Kota Bajawa, event ini melibatkan seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Ngada. Sukirjo, Humas dan Kemahasiswaan UNY yang turut hadir mengatakan Event merupakan satu bentuk aplikasi dari pos pemberdayaan masyarakat yang menjadi program SM-3T angkatan III.